Saturday, March 1, 2014

Hongkong Buka Toko Bitcoin Pertama Di Dunia

Do you want to share?

Do you like this story?

Bitcoin, merupakan percobaan dengan jenis baru yang radikal untuk uang elektronik, yang telah menunjukkan banyak karakteristik gelembung spekulatif. Sudah sangat jelas sekali sebelum Bitcoin Exchange (Mt. Gox) bangkrut minggu lalu.

Masa depan Bitcoin masih dalam keragu-raguan. Namun apapun yang berasal atau menjadi bitcoin, merupakan sesuatu yang baru dan bagus dalam hal inovasi, bahkan jika hasilnya sangat berbeda dari bentuk yang ada saat ini atau berbeda dari kebanyakan pesaingnya. Apa yang ada dalam pikiran saya bukan merupakan gelombang mengenai spekulasi harga. Sebaliknya, saya percaya bahwa jenis pembayaran elektronik bisa memberikan kita harga, kontrak dan risiko manajemen yang lebih baik.

Seiring dengan semakin meningkatnya kekhawatiran di Asia akan “kelangsungan hidup” dan kemanan bitcoin, baru-baru ini di Hongkong dibuka toko yang menjual mata uang virtual bitcoin yang pertama di Asia dan di dunia. Pembukaan tersebut untuk mengatasi semakin tingginya angka kekhawatiran akan masa depan bitcoin yang semakin diragukan kegunaanya.

Menjuluki diri sebagai toko ritel bitcoin pertama di dunia,exchange (operator bitcoin) Hong Kong AXNBTC mengatakan, pihaknya dapat membantu meningkatkan popularitas mata uang virtual tersebut.

Pembukaan toko dilakukan pada hari yang sama dengan langkah operator bitcoin Jepang MtGox yang terpaksa mengajukan perlindungan kebangkrutan, setelah mengklaim telah kehilangan hampir setengah miliar dolar uang virtual yang kemungkinan karena pencurian.

CEO AXNBTC Ken Lo mengatakan, kisah MtGox bukan hal serius, dan pasar bitcoin akan tak mengalami perubahan. "Tidak ada pengurangan permintaan. Yang kami inginkan adalah orang-orang semakin mudah membeli bitcoin," kata Lo seperti dikutipAFP, Sabtu (1/3/2014).

Daniel Chan, seorang blogger berusia 27 tahun yang membeli satu bitcoin di toko itu yang setara 5.000 dollar Hong Kong atau 644 dollar AS mengatakan pasar bitcoin akan semakin membaik.

"Saya merasa mata uang virtual adalah sebuah tren. Saya akan menabung untuk membeli ketika harga turun," kata Charlie Wu asal Shenzhen, China yang pergi ke Hong Kong untuk menghadiri acara pembukaan toko.

Para pengamat telah memperingatkan bahwa kurangnya dukungan pemerintah dan risiko keamanan dapat menegaskan ketidakpastian mata uang virtual ini.

Akhir tahun lalu, bank sentral China memerintahkan institusi keuangan tak memberikan layanan terkait bitcoin dan memperingatkan potensi tindak pencucian uang dalam penggunaan bitcoin. Vietnam pun melarang perbankannya untuk menggunakan bitcoin dan mengatakan mata uang tersebut ilegal digunakan di negara komunis itu.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com


YOU MIGHT ALSO LIKE

0 comments:

Post a Comment

Advertisements

Advertisements